WELCOME TO PHAMANDOS BLOG WELCOME TO MY BLOG

Entri Populer

Minggu, 29 April 2012

Revisi Pembuatan skema jaringan menggunakan packet tracer

.

Langkah kerja:
1.      Siapkan 1 router 2811, 4 switch 2950-24, 9 PC-PT, dan 2 Server-PT.
 
2.      Tentukan alamat untuk masing-masing network.
10.0.0.0/24            : untuk jaringan server. Default gateway ‘10.0.0.1’.
172.16.0.0/24        : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.16.0.1’.
172.17.0.0/24        : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.17.0.1’.
172.18.0.0/24        : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.18.0.1’.
 
3.      Tentukan IP untuk server DNS. Di sinisaya menggunakan ’10.0.0.2’.
 
4.      Hubungkan dengan automatic connection sesuai dengan gambar .
 
5.      Konfigurasi IP setiap PC sesuai dengan masing-masing network. Jangan lupa dengan Subnetmask, Default Gateway, dan DNS Server-nya. DNS Server telah kita tentukan sebelumnya yakni ’10.0.0.2’.
 
 
6.      Pilih salah satu Server-PT. Ganti labelnya dengan nama ‘DNS’. Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.2’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’, Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Tambahkan domain name ‘www.phamandos.net’ (nama domain sesuai keinginan)dengan IP Address ’10.0.0.2’. Tambahkan domain name ‘www.saptono.net’(nama domain sesuai keinginan)  dengan IP Address ’10.0.0.3’. Ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil lewat web browser.
 
7.      Pilih Server-PT berikutnya. Ganti labelnya dengan nama ‘Web’. Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.3’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’, Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil lewat web browser.
8.      Konfigurasi IP masing-masing interface router sesuai dengan default gateway dari network yang terhubung pada masing-masing interface router. Pada RIP Routing, tambahkan network address berikut:
10.0.0.0
172.16.0.0
172.17.0.0
172.18.0.0
9.      Lakukan ping pada setiap PC ke server dan PC lainnya untuk memeriksa apakah semua sudah terhubung dengan baik. Jika semua sudah terhubung dengan baik coba buka web browser pada salahsatu PC kemudian panggil ‘http://www.phamandos.net’ dan ‘http://www.saptono.net’. Jika tampil halaman web, berarti sudah berjalan dengan baik.
 
sekian dari saya revisi skema ini
SAPTONO SANTOSO
12103925

Rabu, 11 April 2012

membuat penggambaran jaringan menggunakan packet tracer 5.3.2


Server 1 ip : 192.168.100.212
DNS server : 192.168.100.212
Start IP Address : 192.168.100.1
Sub Mask :255.255.255.0

HTTP :
hai, phamandos web


Welcome to Cisco Packet Tracer. Opening doors to new opportunities. Mind Wide Open.

Quick Links:

A small page

Copyrights

Image page

Image


DNS (Resource Records Name) : 1.dot.com (ip address : 192.168.100.212)
2.galau.com (ip address : 192.168.100.213)



Server 2 ip : 192.168.100.213
DNS server : 192.168.100.213
Start IP Address : 192.168.100.1
Sub Mask :255.255.255.0


dor dor dor dor


Welcome to Cisco Packet Tracer. Opening doors to new opportunities. Mind Wide Open.

Quick Links:

A small page

Copyrights

Image page

Image

DNS (Resource Records Name) : 1.dot.com (ip address : 192.168.100.212)
2.galau.com (ip address : 192.168.100.213)

client 1 dan seterusnya mengikuti dhcpnya aja,,,,,

saptono santoso
12103925



Kamis, 24 November 2011

belajar menjadi hacker

Pada dasarnya dunia hacker & cracker tidak berbeda jauh dunia seni kebetulan disini kita berbicara tentang seni perang & seni keamanan jaringan. Seperti dijelaskan oleh Front-line Information Security Team, “Techniques Adopted By 'System Crackers' When Attempting To Break Into Corporate or Sensitive Private Networks,” fist@ns2.co.uk http://www.ns2.co.uk. Seorang cacker umumnya pria usia 16-25 tahun. Melakukan cacking untuk meningkatkan kemampuan atau menggunakan sumber daya di jaringan untuk kepentingan sendiri. Umumnya cracker adalah opportunis. Melihat kelemahan sistem dengan mejalankan program scanner. Setelah memperoleh akses root, umumnya cracker akan menginstall pintu belakang (backdoor) dan menutup semua kelemahan umum yang ada.

Seperti kita tahu bahwa umumnya berbagai perusahaan / dotcommers akan menggunakan Internet untuk (1) hosting web server mereka, (2) komunikasi e-mail dan (3) memberikan akses web / internet kepada karyawan-nya. Pemisahan jaringan Internet dan IntraNet umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik / software Firewall dan Proxy server. Melihat kondisi penggunaan di atas, kelemahan sistem umumnya dapat di tembus misalnya dengan menembus mailserver external / luar yang memudahkan akses ke mail server dalam perusahaan. Dengan menggunakan agressive-SNMP scanner & program yang memaksa SNMP community string dapat mengubah sebuah router menjadi bridge (jembatan) yang kemudian dapat digunakan untuk batu loncatan.

Agar cracker terlindungi pada saat melakukan serangan, teknik cloacking dilakukan dengan cara melompat dari mesin yang sebelumnya telah di compromised (ditaklukan) melalui program telnet atau rsh. Pada mesin Windows serangan dapat dilakukan dengan melompat dari software wingate. Atau melompat dari mesin yang menggunakan proxy yang konfigurasinya kurang baik.

Setelah berhasil melompat dan memasuki sistem lain, cracker harus melakukan probing terhadap jaringan dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, misalnya (1) menggunakan nslookup untuk menjalankan perintah 'ls ' , (2) melihat file HTML di webserver anda untuk mengidentifikasi mesin lainnya, (3) melihat berbagai dokumen di FTP server, (4) menghubungkan diri ke mail server dan menggunakan perintah 'expn ', dan (5) mem-finger user di mesin-mesin eksternal lainnya.

Langkah selanjutnya, cracker akan mengidentifikasi komponen jaringan yang dipercaya oleh system apa saja. Komponen jaringan tersebut biasanya mesin administrator dan server yang biasanya di anggap paling aman di jaringan. Start dengan check akses & eksport NFS ke berbagai direktori yang kritis seperti /usr/bin, /etc dan /home. Eksploitasi mesin melalui kelemahan Common Gateway Interface (CGI), dengan akses ke file /etc/hosts.allow.

Selanjutnya cracker harus mengidentifikasi komponen jaringan yang lemah dan bisa di taklukan. Cracker bisa mengunakan program di Linux seperti ADMhack, mscan, nmap dan banyak scanner kecil lainnya. Program seperti 'ps' & 'netstat' di buat trojan (ingat cerita kuda troya?) untuk menyembunyikan proses scanning. Bagi cracker yang cukup advanced dapat mengunakan aggressive-SNMP scanning untuk men-scan peralatan dengan SNMP.

Setelah cracker berhasil mengidentifikasi komponen jaringan yang lemah dan bisa di taklukan, maka cracker akan menjalan program untuk menaklukan program daemon di server yang lemah. Selanjutnya cracker dapat dengan mudah memperoleh akses sebagai ‘root’ (administrator tertinggi di server).

Untuk menghilangkan jejak, seorang cracker perlu melakukan operasi pembersihan 'clean-up‘ operation dengan cara membersihkan berbagai log file. Dan menambahkan program untuk masuk dari pintu belakang 'backdooring'. Mengganti file .rhosts di /usr/bin untuk memudahkan akses ke mesin yang di taklukan melalui rsh & csh.

Selanjutnya seorang cracker dapat menggunakan mesin yang sudah ditaklukan untuk kepentingannya sendiri, misalnya mengambil informasi sensitif yang seharusnya tidak dibaca, cracking mesin lain dengan melompat dari mesin yang di taklukan, memasang sniffer untuk melihat / mencatat berbagai trafik / komunikasi yang lewat, bahkan bisa mematikan jaringan dengan cara menjalankan perintah ‘rm –rf / &’.

Oleh karena itu semua mesin & router yang menjalankan misi kritis sebaiknya selalu di periksa keamanannya & di patch oleh software yang lebih baru.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Mengetahui sedikit tentang Base Transceiver Station (BTS)

Base Transceiver Station (BTS)

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan berkomunikasi, maka di Indonesia,juga sudah dirambah oleh teknologi wireless telecomunication atau seluler. Teknologi tersebut membutuhkan tower-tower sebagai titik (node) untuk meletakkan peralatan telekomunikasi sehingga satu pelanggan dapat berkomunikasi dengan pelanggan lainnya di wilayah itu maupun di wilayah lainnya. Lokasi pendirian tower di Indonesia bermacam-macam, sebagian besar berada Indonesia. Pada umumnya, lokasi tower berada pada sebuah lahan kosong yang dikhususkan untuk pendirian tower. Pendirian tower BTS oleh para operator pada umumnya kurang memperhatikan tata kota, yang terjadi hingga kini lokasi tower dapat berada pada tempat manapun. Lokasi pendirian tower telah berada pada pemukiman penduduk padat. Hal tersebut dikarenakan belum optimalnya implementasi aturan tentang pembangunan BTS. Penelitian ini betujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi tower Base Transceiver Station di Indonesia. Pada akhirnya akan ditemukan variabel dan sub variabel yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi tower Base Transceiver Station di Indonesia. Metode analisa yang digunakan dalam merumuskan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pendirian tower BTS adalah analisa Delphi. Berdasarkan hasil kajian pustaka dan proses eksplorasi teridentifikasi bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi tower BTS adalah faktor lahan, penduduk, tata guna lahan, kondisi fisik wilayah, kebijakan, fasilitas penunjang, dan keselamatan. Setelah dilakukan proses iterasi pertama ditemukan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi tower BTS. Faktor tersebut adalah lahan, penduduk, tata guna lahan, kebijakan, fasilitas penunjang dan keselamatan.
Pengertian Base Transceiver Station
Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM yang berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan dengan MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)). Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan
meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
mengontrol power yang di transmisikan ke MS.Ikut mengontrol proces handover (proses serah terima).

Gambar di bawah ini menunjukan blok sebuah BTS dengan sebuah TRX.


1. Module Operation dan Maintenance (O&M) : Module ini paling tidak terdiri dari sebuah central unit yang mengatur kerja seluruh perangkat BTS. Untuk tujuan penaturan kerja ini, module ini dihubungkan dengan BSC dengan menggunakan channel O&M. Hal ini menagakibatkan module O&M dapat memproces command yang diberikan dari BSC atau dari MSC dan melaporkan hasilnya. Module O&M juga memiliki sebuah Human Machine Interface (HMI) yang memungkinkan petugas untuk melakukan maintenance dan control BTS secara lokal (tanpa melalui BSC atau MSC).
2. Module Clock : Module ini sebenarnya termasuk bagian dari module O&M. Fungsi module ini adalah sebagai module yang men-generate dan mendistribusikan clock. Walaupun lebih banyak keuntungannya bila menggunakan reference clock dari sinyal PCM pada A-bis interface, tapi penggunaan internal clock di BTS adalah sebuah keharusan (mandatory), hal ini khususnya diperlukan bila sebuah BTS harus di-restart dalam kondisi standalone (tanpa koneksi ke BSC) atau ketika terjadi link failure yang mengakibatkan clock PCM-nya tidak tersedia.
3. Filter Input & Output : Module ini terdiri dari filter input dan filter output yang fungsinya untuk membatasi bandwidth sinyal yang diterima dan ditarnsmisikan oleh BTS. Filter input pada dasarnya adalah sebuah wideband filter yang non-adjustable (tidak dapat diatur-atur). Artinya pada arah uplink (dari MS ke BTS) filter input ini akan menerima dan melewatkan semua sinyal yang berada dalam rentang frekwensi GSM, baik itu frekwensi GSM 900, DCS 1800, ataupun PCS 1900. Berbeda dengan filter output yang berkerja pada arah downlink (dari BTS ke MS). Filter output adalah sebuah filter wideband yang adjustable, dimana filter ini akan membatasi bandwidth sinyal yang ditransmisikan oleh BTS dalam rentang 200 kHz. Filter output juga dapat mengatur besar frekwensi yang akan digunakan oleh BTS untuk men-transmisikan sinyal ke MS. Perubahan besarnya frekwensi yang digunakna ini dapat dilakukan melalui module O&M.
Sumber.

Sebuah base transceiver station (BTS) atau situs sel adalah sebuah peralatan yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara pengguna peralatan (UE) dan jaringan. UES adalah perangkat seperti:

Ponsel
ponsel adalah telepon selular. Yang namanya selular itu bisa bergerak atau dibawa kemana saja. Jadi dalam arti luas telepon yang bisa dibawa/digunakan kemana saja atau bergerak/mobile..
Komputer dengan koneksi internet nirkabel,
Komputer dengan koneksi internet nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel
WiFi
WiFi yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel
WiMAX
WiMAX merupakan suatu platform yang digunakan pada Metropolitan Area Network (MAN)
Wireless loop lokal (WLL)
Wireless loop lokal (WLL), adalah istilah untuk penggunaan link komunikasi nirkabel sebagai "last mile / mil pertama" sambungan untuk memberikan layanan telepon biasa lama (POTS) dan / atau Internet broadband untuk pelanggan telekomunikasi.
WAN, WiFi, WiMAX dll BTS juga disebut sebagai stasiun radio base (RBS), node B (di 3G Networks) atau, cukup, base station (BS)









BTS di Mobile Communication






Sebuah jaringan GSM terdiri dari tiga subsistem:

* Jaringan dan Switching Subsystem (NSS) - yang terdiri dari suatu MSC dan register yang terkait.
* The Base Station subsistem (BSS) - terdiri dari BSC dan beberapa BTSes
* The [[Operasi mendukung] sistem - untuk pemeliharaan jaringan.

Meskipun BTS panjang dapat berlaku untuk salah satu standar komunikasi nirkabel, umumnya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi bergerak seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, sebuah BTS merupakan bagian dari subsistem base station (BSS) perkembangan untuk manajemen sistem. Mungkin juga memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan dekripsi komunikasi, alat penyaringan spektrum (band pass filter), dll antena juga dapat dianggap sebagai komponen BTS dalam arti umum sebagaimana mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya sebuah BTS akan memiliki beberapa transceivers (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani frekuensi severaldifferent dan sektor sel yang berbeda (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikontrol dengan pengontrol stasiun basis orang tua melalui fungsi dasar stasiun kontrol (BCF). The BCF diimplementasikan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam sebuah TRX di base station kompak. The BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) sambungan ke sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari setiap TRX, serta penanganan koleksi software dan alarm. Struktur dasar dan fungsi BTS tetap sama terlepas dari teknologi nirkabel.
[Sunting] Arsitektur Umum

Sebuah BTS pada umumnya memiliki satuan sebagai berikut:

a.Transceiver (TRX)
Cukup luas disebut sebagai penerima driver (DRX). Pada dasarnya melakukan transmisi dan penerimaan sinyal. Juga melakukan pengiriman dan penerimaan sinyal ke / dari entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti base station controller di telepon selular)
Power amplifier (PA)
Memperkuat sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena; dapat diintegrasikan dengan DRX.
b.Combiner
Menggabungkan beberapa feed dari DRXs sehingga mereka dapat dikirim melalui antena tunggal. Memungkinkan pengurangan jumlah antena yang digunakan.
c.Duplekser
Untuk memisahkan mengirim dan menerima sinyal ke / dari antena. Apakah mengirim dan menerima sinyal melalui port antena yang sama (kabel ke antena).
d.Antena
Hal ini juga dianggap sebagai bagian dari BTS.
e.Alarm ekstensi sistem
Mengumpulkan kerja alarm status berbagai unit BTS dan meluas mereka pada operasi dan pemeliharaan (O & M) stasiun pemantauan.
f.Fungsi kontrol
Kontrol dan mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat lunak apapun. On-the-spot konfigurasi, perubahan status, upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi kontrol.

Kamis, 30 September 2010